oleh : Tresa janu suwandi
Saatku menikmati hangatnya mentari
aku melihat awan cerah berubah jadi gelap
seakan ia memberi sebuah isyarat padaku
dengan begitu cepat angin puting beliung menyapaku
dan badai memberi salam dan menjabat tanganku
petir dengan lembutnya menyentuh pipiku
tapi yang ku rasakan hanya perih
sekuatku bisa ku bertahan
walau luka yang bernanah di sekujur tubuhku
lama sudah q bertahan dengan perih
untuk menantikan mentari tersenyum manis padaku
dan mengecupku dengan lembut
aku rindu dengan hangatnya mentari
aku akan selalu menanti, menanti
dan terus menanti...
walau ...
entah kapan mentari itu kembali padaku
tapi ku percaya semua itu akan datang padaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar